Pernah melihat bapak-bapak kursus privat renang ? Saya untungnya sudah. Pagi ini, di kolam renang langganan kami. Dua orang lelaki dewasa –bertubuh tinggi besar- masing-masing dengan pelatih mereka, baru belajar berenang. Benar-benar menggelikan. Air bermuncratan kemana-mana, belum lagi melihat wajah yang memerah, ekspresi ketakutan yang kadang tampak serta dengus nafas mereka yang begitu jelas, membuat mau tidak mau keduanya menarik perhatian. Tetapi yang paling unik dari adegan tersebut justru para pelatihnya. Yang satu wajahnya demikian serius. Saya berani bertaruh jika bertemu dengannya, Anda pasti menyangka dia berprofesi sebagai guru matematika. Sejak duduk di Sekolah Dasar hingga sekarang, wajah seserius dia, tidak pernah saya jumpai di kolam renang.
“Kemaren,” cerita pelatih ini, ”saya habis ngelatih, PM (Polisi Militer) berenang. Wah susahnya bukan main. Mana cuman punya target 2 minggu lagi. Padahal targetnya harus 25 meter. Saya sih sudah bilang ke dia…’Pak mana cukup belajar berenang 2 minggu’…tapi ya kita coba juga. Akhirnya hanya bisa 10 meter doang !!”.
Cerita perkenalan yang membuat down siapa saja yang baru berniat belajar berenang. Tapi itu belum seberapa, cara berkenalan, mengarahkan dan lain sebagainya, pelatih ini lebih mirip seorang penyuluh mengenai bahaya flu burung. “Relaks…jangan kaku..santai saja kakinya !!!!”, teriaknya dengan wajah yang sangat tidak familiar. Tanpa senyuman. Hasilnya mudah ditebak, si murid bertambah gugup. Dan mereka berdua lebih tampak bergumul, ketimbang belajar berenang. Asli, lama-lama berada didekatnya membuat berenang menjadi sama sulitnya dengan terbang !!!
Berbeda dengan yang pertama, pasangan yang kedua sangat menikmati kebersamaan mereka. Jika pasangan pertama lebih banyak menghabiskan waktunya ditepi kolam, dimana sang murid banyak mendengarkan “petuah-petuah” dari pelatihnya, pasangan kedua, langsung nyebur. “Berenang itu gampang Pak…dan menyehatkan”, kata pelatih kedua,”Cuma perlu teori sedikit, terus coba deh. Asal iramanya sudah ketemu, siapapun pasti bisa berenang. Yang pasti diperlukan ketenangan. Tapi walaupun gampang, sebaiknya dikolam cetek dulu, jadi kallo klelep, kaya tadi, minum airnya gak banyak..ha.. ha..ha..”. Merekapun tertawa bersama. Dan lihatlah, tanpa perlu diteriakin sang murid tampak relak dan sangat menikmatinya.
Pelatih pertama sering sekali mengucapkan kata “sulit”, pelatih kedua cenderung menggunakan kata “tantangan”. Contohnya begini, namanya belajar berenang pastilah kedua orang murid itu, sesekali ‘tidak sengaja’ tersedak, meminum air kolam seteguk, dua teguk. Pelatih yang pertama langsung berseru “Yang paling sulit dari berenang, adalah mengatur nafas. Itu memang sulit”. Sedangkan pelatih kedua, berkata “Disinilah tantangannya. Pernafasan. Tapi it’s ok..semua orang yang belajar berenang, pasti pernah minum air kolam”. Luar biasa !!
Sungguh-sungguh adegan langka. Saya sangat beruntung menyaksikan keduanya dengan mata kepala, serta telinga saya sendiri. Dua orang pelatih dengan dua orang murid yang berbeda, dikolam renang yang sama, dalam waktu bersamaan. Jadi teringat pengalaman pertama kali terjun kedunia enterpreneur sebagai seorang photographer dan resign dari sebuah Bank Swasta terbesar di Indonesia. Dunia enterpreneur yang memang asing, menjadi begitu menakutkan. Sampai ketika sekali waktu saya bertemu dengan seorang begawan enterpreneur Indonesia, Bob Sadino. Waktu itu, saya diminta oleh Kintamani publishing untuk membuatkan konsep sekaligus mengeksekusi foto-foto untuk cover 2 buku Om Bob berjudul “Belajar Goblok dari Bob Sadino” dan “Mereka Bilang Saya Gila” yang sekarang sudah beredar luas. Om Bob, dalam satu kesempatan curhat, sempat menasehati saya. “Kamu masih sangat muda De (Made…sebutan untuk orang Bali, anak kedua..he..he. .), dunia enterpreneur itu sangat mengasikkan. Yang diperlukan bukan sekolah atau segudang teori. Dunia enterpreneur, meskipun juga membutuhkan teori, lebih membutuhkan praktik real dilapangan. Karena dilapanganlah kamu akan belajar nyata, tidak saja dari kesuksesan tetapi juga dari kesalahan. Langkah pertama adalah, cintai dunia itu. Kemudian terjun langsung kedalamnya.Kallo mau jadi jagoan karate kita harus banyak-banyak bertanding, bukan banyak baca buku”
Betapa benarnya Si Om. Seringkali pendekatan kita terhadap segala sesuatu secara psikologis, sangat menentukan tingkat keberhasilan kita. Suatu masalah atau pekerjaan baru menjadi seratus kali lebih sulit dan mengerikan jika pendekatan kita terhadapnya salah. Tetapi jika pendekatan kita benar dan positif, hampir bisa dipastikan, setiap kesulitan yang menghadang akan berubah menjadi tantangan yang menyegarkan. Jadi jika Anda ingin lingkungan kerja Anda penuh ketegangan dan low creativity, mudah, maki-maki anak buah Anda, apalagi mereka karyawan baru ketika melakukan kesalahan, buat mereka melihat betapa mengerikan dan fatalnya melakukan kesalahan. Kurangi tawa Anda, bila perlu angker-lah setiap saat. Pertahankan meeting-meeting yang dingin tanpa sentuhan kemanusiaan. Dijamin apa yang Anda iginkan akan terwujud. Tetapi… jika Anda merindukan performance yang luar biasa dari anak buah Anda, jika Anda merindukan setiap orang dalam team Anda melakukan yang terbaik dan terhebat untuk perusahaan, lakukan sebaliknya.
Sedikit menyambung soal kedua pelatih dan muridnya diatas. Anda bisa tebak, kira-kira yang mana dari kedua orang itu akan lebih cepat bisa berenang. Baru setengah jam dikolam renang, pelatih kedua telah berhasil membuat muridnya berenang dua tiga kayuhan, sementara pelatih pertama masih sibuk memberikan jurus-jurus jitunya, dibibir kolam renang. Nggak nyangka..berenang seperti halnya enterpreneurship, profesional ataupun skill apapun dalam hidup ini, harus dilakukan terutama dengan hati. Jadi jika sampai saat ini guru, mentor, dosen Anda terus-menerus menekankan betapa sulitnya sesuatu, dan lupa menekankan betapa manfaat, atau keuntungan atau betapa menyenangkannya sesuatu itu, tinggalkan saja mereka. Kepandaian mereka mempersulit segala sesuatu, hanya akan membuat kesulitan baru untuk Anda. Sebagai gantinya. Cari orang lain, lingkungan lain yang membuat pekerjaan, bisnis, hobby, bahkan tantangan Anda menjadi demikian menyegarkan !
Tetapi jika yang melakukan itu istri atau suami Anda, ya jangan dicari gantinya, cukup dibawa ke kamar tidur, kunci pintu, pastikan segalanya aman, redupkan lampu, buka bajunya, kemudian… dikerokin aja !!!
by MTA – Made Teddy Artiana, S. Kom
0 comments:
Post a Comment