FYI

SafelinkU | Shorten your link and earn money

Popular Posts in last 30 days

April Mop, Balasan Barat Terhadap Muslim Andalusia


April Mop di Barat dikenal dengan The April’s Fool Day. Pada 1 April itu, orang boleh dan sah-sah saja menipu teman, orang tua, saudara, atau lainnya, dan sang target tidak boleh marah atau emosi ketika sadar bahwa dirinya telah menjadi sasaran April Mop. Biasanya sang target, jika sudah sadar kena April Mop, maka dirinya juga akan tertawa atau minimal mengumpat sebal, tentu saja bukan marah sungguhan, dengan mengatakan, "April Mop!".

Namun banyak umat Islam yang ikut-ikutan merayakan April Mop ini tidak mengetahui, bahwa April Mop, atau The April’s Fool Day, berawal dari satu episode sejarah Muslim Spanyol di tahun 1487 M, atau bertepatan dengan 892 H.

Saat itu terjadi pembantaian ribuan umat Islam di Granada Spanyol di depan pelabuhan. Dengan tipuan akan diberangkatkan ke keluar Andalusia dengan kapal-kapal yang disediakan oleh Ratu Isabella, Muslim Andalusia malah dikonsentrasikan dan dengan mudah dibantai habis dalam waktu sangat singkat oleh ratusan pasukan salib yang mengelilingi dari segala penjuru.

Dengan satu teriakan dari pemimpinnya, ribuan tentara salib segera membantai umat Islam Spanyol tanpa rasa belas kasihan. Mereka kebanyakan terdiri atas para perempuan dengan anak-anaknya yang masih kecil-kecil. Jerit tangis dan takbir membahana. Seluruh Muslim Spanyol di pelabuhan itu habis dibunuh dengan kejam. Darah menggenang di mana-mana. Laut yang biru telah berubah menjadi merah kehitam-hitaman.

Bagi umat kristiani, April Mop merupakan hari kemenangan atas dibunuhnya ribuan umat Islam Spanyol oleh tentara salib lewat cara-cara penipuan. Sebab itulah, mereka merayakan April Mop dengan cara melegalkan penipuan dan kebohongan walau dibungkus dengan dalih sekadar hiburan atau keisengan belaka.

Itulah akhir dari kejayaan Islam di Andalusia. Sebuah peradaban Islam yang dimulai dari perjuangan Tariq Bin Ziyad pada tahun 711 M dan berakhir pada 1487 M. Selama tujuh abad lebih peradaban ini telah menyumbangkan kepada dunia, kemajuan dalam berbagai ilmu pengetahuan, kebudayaan serta aspek-aspek ke-islaman, Andalusia kala itu boleh dikatakan sebagai pusat kebudayaan Islam dan Ilmu Pengetahuan yang tiada tandingannya setelah Konstantinopel dan Bagdad.

Balasan Barat Terhadap Muslim Andalusia
Namun ada sebuah kisah yang sangat memilukan. Pada 2 Januari 1492, kardinal Devider memasang salib di atas Istana Hamra; istana kerajaan Nashiriyah di Spanyol. Tujuannya sebagai bentuk proklamasi atas berakhirnya pemerintahan Islam di Spanyol.

Kaum Muslimin dilarang menganut Islam, dan dipaksa untuk murtad. Begitu juga mereka tidak boleh menggunakan bahasa Arab, siapa yang menentang perintah itu akan dibakar hidup hidup setelah disiksa dengan berbagai cara. Gereja di masa pemerintahan monarki Raja Ferdianand dan Isabella membuat Dewan Mahkamah Luar Biasa atau yang dikenal dengan Lembaga Inkuisi sebuah lembaga peradilan yang bertugas untuk menghabisi siapa saja orang-orang di luar Katholik. Lembaga ini kemudian bermetamorfosa menjadi Opus Dei.

Empat abad setelah jatuhnya Islam di Spanyol, Napoleon Bonaparte pada 1808 mengeluarkan instruksi untuk menghapuskan Dewan Mahkamah Luar Biasa tersebut. Dan di sinilah kisah ini berawal. Ditulis oleh Syaikh Muhammad Al Ghazali dalam bukunya At Ta’asub Wat Tasamuh (hal 311-318).

Tentara Prancis menemukan tempat sidang Dewan Mahkamah Luar Biasa itu di sebuah ruang rahasia di dalam gereja. Di sana ada alat alat penyiksaan seperti alat pematah tulang dan alat pengoyak badan. Alat ini untuk membelah tubuh manusia. Ditemukan pula satu peti sebesar kepala manusia. Di situlah diletakkan kepala orang yang hendak disiksa. Satu lagi alat penyiksaan ialah satu kotak yang dipasang mata pisau yang tajam. Mereka campakkan orang orang muda ke dalam kotak ini, bila dihempaskan pintu maka terkoyaklah badan yang disiksa tersebut.

Di samping itu ada mata kail yang menusuk lidah dan tersentak keluar, dan ada pula yang disangkutkan ke payudara wanita, lalu ditarik dengan kuat sehingga payudara tersebut terkoyak dan putus karena tajamnya benda benda tersebut. Nasib wanita dalam siksaan ini sama saja dengan nasib laki laki, mereka ditelanjangi dan tak terhindar dari siksaan.

Inilah jawaban untuk kita, mengapa saat ini, kita tidak menemukan bekas-bekas peradaban Islam yang masih hidup di Spanyol. Seolah-olah tersapu bersih, sebersih-bersihnya. Inilah balasan Barat terhadap Muslim.

source : http://kajianirenahandono.blogspot.co.id/2015/03/april-mop-balasan-barat-terhadap-muslim.html

Doktrin "Yesus = 100% Tuhan 100% Manusia" Darimana Asalnya?


Dalam ilmu Kristologi tidak ada penjelasan yang paten, tidak ada jawaban yang pasti dan tiap orang Kristen selalu berbeda tentang bagaimana Yesus menjadi Tuhan.

Novel Da Vinci Code yang membongkar sejarah Yesus dan menyejajarkannya dengan manusia (bukan tuhan) yang juga makan, minum, mempunyai istri dan mempunyai keturunan, mengundang kemarahan besar pihak Vatikan. Di Indonesia, demi menjaga keutuhan iman Kristen, kemudian muncullah berbagai judul buku yang menentang, membantah bahkan ada yang cenderung 'lebay' seperti judul “Da Peci Code”.

Dan akhirnya kehebohan informasi sejarah yang dimuat dalam Novel Da Vinci Code pun tenggelam. Namun demikian, dalam sebuah wawancara NatGeo terhadap seorang Pendeta P Mc Brien tentang Novel Da Vinci Code, ia menjawab, “Ya,Yesus memang menikah. Dan pernikahan bukan hal yang dosa.”
Nat Geo bertanya, “Apakah hal itu tidak membahayakan eksistensi ketuhanannya?”
Pendeta tersebut menjawab, “No, absolutely not! Yesus is truly God, truly human!” (Yesus 100% Tuhan sekaligus 100% manusia)

Inilah yang mau kita bahas dalam tulisan kali ini. Dari segala sisi analisa rasional dogma ini sangat sulit dicerna. Pernahkan Yesus sendiri mengatakan dalam Bibel, bahwa dirinya adalah 100% Tuhan, 100% Manusia?? Tidak pernah! Justru sebaliknya dalam Bibel banyak sekali ayat-ayat yang mengatakan bahwa Yesus hanyalah seorang utusan, seorang manusia.

Lalu kapan dogma Yesus 100% Tuhan sekaligus 100% manusia ditetapkan? Sepeninggal Yesus, orang-orang Kristen mayoritas masih beranggapan bahwa Yesus adalah manusia. Namun ada juga sekte 'menyimpang' yang dipimpin oleh Paulus yang menuhankan Yesus dan menganggap Paulus sebagai Rasul. Sekte ini mampu mendekat pada poros kekuasaan para penguasa-penguasa Romawi yang mengikuti Paganisme.

Akhirnya kelompok 'menyimpang' yang minoritas ini mampu mendominasi Konsili yang diadakan di Nicea tahun 325M. Justru kelompok mayoritas yang dipimpin Arius dikalahkan, sebagian diusir keluar dari konsili. Arius mendapatkan hukuman dari Kaisar, dan pahamnya yang benar tersebut malah dianggap sebagai paham sesat yang dianggap membahayakan keutuhan imperium Romawi.

Ternyata tidak semudah itu menjadikan Yesus yang seorang manusia menjadi tuhan dalam satu masa konsili. Pertentangan-pertentangan terus terjadi hingga menimbulkan huru-hara di berbagai daerah. Akhirnya diselenggarakan Konsili Konstantinopel yang Pertama tahun 381 M dan Konsili Efesus pada tahun 431 M. Konsili Efesus menjawab kebingungan, jika Yesus adalah tuhan maka ibunya, Maria, sebagai apa? Dan konsili menetapkan doktrin bahwa Bunda Maria sebagai Bunda Allah (theotokos).

Konsili Chalcedon tahun 451 M. Di konsili inilah ditetapkan doktrin yang mengatakan bahwa Yesus adalah sungguh-sungguh Allah dan sungguh-sungguh manusia, Yesus 100% Tuhan sekaligus 100% manusia. Sedangkan gereja-gereja timur yang berpusat di Alexandria masih mengikuti paham Arianisme bahwa Yesus adalah manusia dan bukan tuhan. Kaisar Romawi mengucilkan gereja-gereja timur dan memberi kekuasaan besar terhadap gereja Bizantium. Demikian bunyi ketetapan di Konsili di Chalcedon, Oktober 451 M yang disponsori oleh Kaisar Romawi saat itu, Marcion.

”Sesuai dengan ajaran para pemimpin gereja, kami bersaksi dengan suara bulat bahwa satu-satunya Anak, Tuan kita Yesus Kristus, adalah Tuhan sempurna (100%) dan manusia yang sempurna (100%), Tuhan yang sesungguhnya dan manusia yang sesungguhnya.”
Prof. John Hick dalam bukunya The Myth of God Incarnate mengatakan: “Bahwa Yesus adalah inkarnasi Tuhan secara harfiah tidak benar, karena secara harfiah tidak ada artinya dan hanya dapat diterapkan kepada Yesus dalam mitos yang fungsinya mirip seperti pandangan tentang raja sebagai anak dewa dalam legenda.”

Huston smith, pakar perbandingan agama dalam bukunya The World's Religion hal. 340 mengomentari ke-dwisifat-an Yesus: “Untuk sepenuhnya ilahi, berarti dia harus bebas dari segala keterbatasan manusia. Kalau dia memiliki satu kelemahan manusia, berarti dia bukan Tuhan. Tetapi berdasarkan kredo, dia (Yesus) memiliki segala keterbatasan sebagai seorang manusia. Oleh sebab itu mana mungkin dia Tuhan?”

Namun walaupun ajaran yang tidak masuk akal ini mendapat tantangan dari ilmuwan dan pakar Alkitab, gereja tetap mempertahankannya mati-matian karena umat Kristiani sudah telanjur menerima bahwa dua kodrat Yesus merupakan syarat untuk menjadikannya sebagai Juru Selamat sesuai agama pagan Yunani.

Anak Allah (Tuhan) adalah Logos-nya filsafat Yunani. Gelar anak Tuhan ini kemudian digunakan oleh Paulus untuk Yesus. Selanjutnya penyalin Injil yang umumnya adalah pengikut Paulus juga ikut-ikutan menyebut Yesus sebagai Anak Allah (Tuhan) dengan menambahkannya ke dalam ayat-ayat Injil.

“Inilah permulaan Injil tentang Yesus Kristus, anak Allah“ (Markus 1:1) ”Jawabnya : “Aku percaya bahwa Yesus Kristus adalah Anak Allah” (Kis. 8:37). Kata “Anak Allah” dari kedua ayat tersebut di atas tidak ada dalam teks Injil Markus maupun Kisah Para Rasul yang diperkirakan ditulis pada tahun 325 M. Kata “Anak Allah” dalam kedua kitab diatas, baru diselipkan di akhir abad ke IV atau awal abad ke V

Al- Qur`an surat Al maidah ayat 75 :
“Al Masih putra Maryam itu hanyalah seorang Rasul yang sesungguhnya telah berlalu sebelumnya beberapa rasul dan ibunya seorang yang sangat benar. Kedua – duanya biasa memakan makanan ( sebagai manusia ). Perhatikanla sebagaimana Kami menjelaskan kepada mereka ( Ahli Kitab ) tanda – tanda kekuasaan Kami) , kemudian perhatikanlah bagaimana mereka berpaling ( dari memperhatikan ayat – ayat Kami itu ),”

Al-Qur`an surat Maryam ayat 30-32 ;
“ Berkata Isa : sesungguhnya aku ini hamba Allah. Dia memberiku Al Kitab ( Injil ) dan Dia menjadikan aku seorang nabi. Dan dia menjadikan aku seorang yang diberkahi dimana saja aku berada, dan Dia memerintahkan kepadaku mendirikan shalat dan menunaikan zakat selama aku masih hidup ( dan Dia memerintahkan aku ) berbakti kepada ibuku (Maryam) dan Dia tidak menjadikan aku seorang yang sombong lagi celaka.”

Al-Qur`an surat Al Maidah ayat 116-118 :
“ Dan ( ingatlah ) ketika Allah berfirman : Hai Isa putera Maryam, adakah kamu mengatakan kepada manusia (kaumku): jadikanlah aku dan ibuku dua orang Tuhan selain Allah? Isa menjawab : Maha Suci Engkau ( Allah ), tidaklah patutu bagiku mengatakan apa yang bukan hakku ( mengatakannya ). Jika aku pernah mengatakannya tentu Engkau teal mengetahuinnya. Engkau mengetahui apa yang ada pada diriku sedangkan aku tidak mengetahui apa yang ada pada diri Engkau. Sesungguhnya Engkau Maha Mengetahui perkara yang ghaib. Aku tidak pernah mengatakan kepada mereka kecuali apa yang Engkau perintahkan kepadaku ( mengatakannya ), yaitu: sembahlah Allah Tuhanku dan Tuhanmu dan aku menjadi saksi terhadap mereka selama aku berada diantara mereka. Engkaulah pengawas dan saksi atas segala sesuatu. Jiuka Engkau menyiksa mereka, maka sesungguhnya mereka adalah hamba – hambaMu dan jika Engkau mengampunkan mereka, maka sesunguhnya Engkau Maha Kuasa Lagi Maha Bijaksana.”

Hj. Irena Handono

source : http://kajianirenahandono.blogspot.co.id/2015/01/doktrin-yesus-100-tuhan-100-manusia.html

Valentine: Maksiat Berbungkus Kasih Sayang

السلام عليكم و رحمة الله و بركاته

Meski nasihat-nasihat, imbauan-imbauan para ulama, ustadz-ustadzah tentang Valentine selalu didengungkan tiap bulan Pebruari,  tapi ternyata masih banyak orang tua para remaja yang masih berpemahaman salah tentang Valentine’s Day. Valentine hanya dianggap sebagai budaya remaja modern saja. Padahal ada bahaya besar di balik Valentine yang siap menerkam para remaja. Ini yang tidak disadari para orang tua.

Tiap bulan Februari, remaja yang notabene mengaku beragama Islam ikut-ikutan sibuk mempersiapkan perayaan Valentine. Walau banyak ustad-ustazah memperingatkan nilai-nilai akidah Kristen yang dikandung dalam peringatan tersebut, namun hal itu tidak terlalu dipusingkan mereka. "Aku ngerayain Valentine kan buat fun-fun aja...." begitu kata mereka.

Tanggal 14 Februari dikatakan sebagai ‘Hari Kasih Sayang’. Apa benar? Mari kita tilik sejarahnya.

Siapakah Valentine?
Tidak ada kejelasan, siapakah sesungguhnya yang bernama Valentine. Beragam kisah dan semuanya hanyalah dongeng tentang sosok Valentine ini. Tetapi setidaknya ada tiga dongeng yang umum tentang siapa Valentine.

Pertama, St Valentine adalah seorang pemuda bernama Valentino yang kematiannya pada 14 Pebruari 269 M karena eksekusi oleh Raja Romawi, Claudius II (265-270). Eksekusi yang didapatnya ini karena perbuatannya yang menentang ketetapan raja, memimpin gerakan yang menolak wajib militer dan menikahkan pasangan muda-mudi, yang hal tersebut justru dilarang. Karena pada saat itu aturan yang ditetapkan adalah boleh menikah jika sudah mengikuti wajib militer.

Kedua,  Valentine seorang pastor di Roma yang berani menentang Raja Claudius II dengan menyatakan bahwa Yesus adalah Tuhan dan menolak menyembah dewa-dewa Romawi. Ia kemudian meninggal karena dibunuh dan oleh gereja dianggap sebagai orang suci.

Ketiga, seorang yang meninggal dan dianggap sebagai martir, terjadi di Afrika di sebuah provinsi Romawi. Meninggal pada pertengahan abad ke-3 Masehi. Dia juga bernama Valentine.

Ucapan ”Be My Valentine”
Ken Sweiger dalam artikel “Should Biblical Christians Observe It?” mengatakan, kata “Valentine” berasal dari Latin yang berarti : “Yang Maha Perkasa, Yang Maha Kuat dan Yang Maha Kuasa”. Kata ini ditujukan kepada Nimrod dan Lupercus, tuhan orang Romawi. Maka disadari atau tidak, -tulis Ken Sweiger- jika kita meminta orang menjadi “to be my Valentine”, hal itu berarti melakukan perbuatan yang dimurkai Tuhan (karena memintanya menjadi “Sang Maha Kuasa”) dan menghidupkan budaya pemujaan kepada berhala. Dalam Islam hal ini disebut syirik, artinya menyekutukan Allah Subhannahu wa Ta’ala. Adapun Cupid (berarti: the desire), si bayi bersayap dengan panah adalah putra Nimrod “the hunter” dewa Matahari. Disebut Tuhan Cinta, karena ia rupawan sehingga diburu wanita bahkan ia pun berzina dengan ibunya sendiri!


Tradisi penyembah berhala


Sebelum masa kekristenan, masyarakat Yunani dan Romawi  beragama pagan yakni menyembah banyak Tuhan atau Paganis-polytheisme. Mereka memiliki perayaan/pesta yang dilakukan pada pertengahan bulan Pebruari yang sudah menjadi tradisi budaya mereka. Dan gereja menyebut mereka sebagai kaum kafir.

Di zaman Athena Kuno, tersebut disebut sebagai bulan GAMELION. Yakni masa menikahnya ZEUS dan HERA. Sedangkan di zaman Romawi Kuno, disebut hari raya LUPERCALIA sebagai peringatan terhadap Dewa LUPERCUS, dewa kesuburan  yang digambarkan setengah telanjang dengan pakaian dari kulit domba.

Perayaan ini berlangsung dari 13 hingga 18 Pebruari, yang berpuncak pada tanggal 15. Dua  hari pertama (13-14 Februari) dipersembahkan untuk Dewi Cinta (Queen of Feverish Love) Juno Februata. Di masa ini ada kebiasaan yang digandrungi yang disebut sebagai Love Lottery/Lotre pasangan, di mana para wanita muda memasukkan nama mereka dalam sebuah bejana kemudian para pria mengambil satu nama dalam bejana tersebut yang kemudian menjadi kekasihnya selama festival berlangsung. Seiring dengan invasi tentara Roma, tradisi ini menyebar dengan cepat ke hampir seluruh Eropa.

Hal ini menjadi penyebab sulitnya penyebaran agama Kristen yang saat itu tergolong sebagai agama baru di Eropa. Sehingga untuk menarik jemaat masuk ke Gereja maka diadopsilah perayaan kafir pagan ini dengan memberi kemasan kekristenan. Maka Paus Gelasius I pada tahun 469 M mengubah upacara Roma Kuno Lupercalia ini menjadi Saint Valentine's Day.

Ini adalah upaya Gelasius menyebarkan agama kristen melalui budaya setempat. Menggantikan posisi dewa-dewa pagan dan mengambil St Valentine sebagai sosok suci lambang cinta. Ini adalah bentuk sinkretisme agama, mencampuradukkan budaya pagan dalam tradisi Kristen. Dan akhirnya diresmikanlah Hari Valentine oleh Paus Gelasius pada 14 Februari di tahun 498.

Bagaimanapun juga lebih mudah mengubah keyakinan masyarakat setempat jika mereka dibiarkan merayakan perayaan di hari yang sama hanya saja diubah ideologinya. Umat Kristen meyakini St  Valentino sebagai pejuang cinta kasih. Melalui kelihaian misionaris, Valentine’s Day dimasyarakatkan secara internasional.

Jelas sudah, Hari Valentine sesungguhnya berasal dari tradisi masyarakat di zaman Romawi Kuno, masyarakat kafir yang menyembah banyak Tuhan juga berhala. Dan hingga kini Gereja Katholik sendiri tidak bisa menyepakati siapa sesungguhnya St Valentine. Meskipun demikian perayaan ini juga dirayakan secara resmi di Gereja Whitefriar Street Carmelite di Dublin-Irlandia.

Valentine di Indonesia
Valentine’s Day disebut ‘Hari Kasih Sayang’, disimbolkan dengan kata ‘LOVE’. Padahal kalau kita mau jeli, kata ‘kasih sayang’ dalam bahasa inggris bukan ‘love’ tetapi ‘Affection’. Tapi mengapa di negeri-negeri muslim seperti Indonesia dan Malaysia,  menggunakan istilah Hari Kasih Sayang. Ini penyesatan.

Makna ‘love’ sesungguhnya adalah sebagaimana sejarah GAMELION dan LUPERCALIA pada masa masyarakat penyembah berhala, yakni sebuah ritual seks/perkawinan. Jadi Valentine’s Day memang tidak memperingati kasih sayang tapi memperingati love/cinta dalam arti seks. Atau dengan bahasa lain, Valentine’s Day adalah HARI SEKS BEBAS.

Dan pada kenyataannya tradisi seks bebas inilah yang berkembang saat ini di Indonesia. Padahal di Eropa sendiri tradisi ini mulai ditinggalkan. Maka, semua ini adalah upaya pendangkalan akidah generasi muda Islam.

Inilah yang dikatakan Samuel Zweimer dalam konferensi gereja di Quds (1935): “Misi utama kita bukan menghancurkan kaum Muslim. Sebagai seorang Kristen tujuan kalian adalah mempersiapkan generasi baru yang jauh dari Islam, generasi yang sesuai dengan kehendak kaum penjajah, generasi malas yang hanya mengejar kepuasan hawa nafsu”.

 وَ السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

Islam Fanatik


"Kamu ngapain jadi Islam fanatik? Sudahlah, jangan terlalu sempit. Boleh kok pacaran beda agama, datang ke perayaan agama lain, sudahlah, itu hadits kan jaman dulu, jaman belum modern.."

"Yang penting jilbabi dulu hatimu, baru kepalamu!"

Pernahkah ananda memperoleh tanggapan seperti di atas ketika berusaha menjaga dan mempertahankan aqidah ananda?

Polemik ini yang sering mendera ummat akhir-akhir ini. Banyak rong-rongan dari dalam yang berusaha mengajak ummat untuk menyerempet pada hal-hal yang dimakruhkan, kemudian yang haram.

Fanatik seperti apakah yang mereka maksud? Saya rasa setiap ummat beragama harus menjalankan agamanya secara fanatik. 
Kamus Besar Bahasa Indonesia mendefinisikan fanatik sebagai: "teramat kuat kepercayaan (keyakinan) terhadap ajaran (politik, agama, dsb)"

Lalu, pertanyaannya sekarang, tak bolehkah kita fanatik pada keyakinan yang kita anut? Sementara Allah menyuruh kita untuk masuk Islam secara kaffah dan bukan setengah-setengah.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا ادْخُلُوا فِي السِّلْمِ كَافَّةً وَلَا تَتَّبِعُوا خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ ۚ إِنَّهُ لَكُمْ عَدُوٌّ مُبِينٌ

Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam keseluruhan, dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu. (Al-Baqarah:208)

Memeluk dan mengamalkan Islam secara kaffah adalah perintah Allah Subhanahu wa Ta’ala yang harus dilaksanakan oleh setiap mukmin, siapapun dia, di manapun dia, apapun profesinya, di mana pun dia tinggal, di zaman kapan pun dia hidup, baik dalam sekup besar ataupun kecil, baik pribadi atau pun masyarakat, semua masuk dalam perintah ini.

Keadaan negeri kita hari ini sudah cukup carut marut. Pemurtadan dimana-mana, gerakan JIL dan antek-anteknya sudah semakin marak, komunisme seolah menjadi hal yang wajar.

Salahkah apabila saat ini ummat bersikap fanatik terhadap jalan lurus yang menyelamatkannya di akhirat kelak? Jangan gentar! Allah telah berjanji,

وَعَدَ اللَّهُ الَّذِينَ آَمَنُوا مِنْكُمْ وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ لَيَسْتَخْلِفَنَّهُمْ فِي الْأَرْضِ كَمَا اسْتَخْلَفَ الَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ وَلَيُمَكِّنَنَّ لَهُمْ دِينَهُمُ الَّذِي ارْتَضَى لَهُمْ وَلَيُبَدِّلَنَّهُمْ مِنْ بَعْدِخَوْفِهِمْ أَمْنًا يَعْبُدُونَنِي لَا يُشْرِكُونَ بِي شَيْئًا وَمَنْ كَفَرَ بَعْدَ ذَلِكَ فَأُولَئِكَ هُمُ الْفَاسِقُونَ(55)[النور/55]

“Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kalian dan mengerjakan amal-amal yang shalih, bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di muka bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa. Dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridhai-Nya untuk mereka. Dan Dia benar-benar akan mengganti (keadaan) mereka, setelah mereka dalam ketakutan menjadi aman sentausa. Mereka tetap beribadah kepada-Ku dengan tiada mempersekutukan sesuatu apapun dengan Aku. Dan barangsiapa yang (tetap) kafir sesudah (janji) itu, maka mereka itulah orang-orang yang fasik.” [An-Nur : 55]

Wallahu walliy at taufiq.

-Irena Handono-

Nabinya Muslim Bukan Juru Selamat?


Upaya-upaya pemurtadan memang tak henti-hentinya dilakukan oleh musuh-musuh Islam. Salah satunya yang mereka pakai adalah dengan media SMS. Berikut adalah SMS yang mereka sebarkan dengan maksud menggoyahkan aqidah umat Islam.

“Darah kristus pasti sanggup menghapus dosa Anda. Ikut Tuhan Yesus ada kepastian masa depan yang cerah (Yohanes 14:6). Coba bandingkan dengan Alquran surat 6:66. Kontras sekali bukan? Bertobatlah saudaraku, ini adalah masalah yang sangat penting dan sangat berharga. Dengarlah, saat ini Tuhan Yesus berdiri di muka pintu dan mengetuk, bukalah dirimu untuk Yesus.”

Pembaca, kalimat di atas disampaikan oleh ‘pengirim SMS gelap’ dengan maksud menggoyahkan akidah umat Islam. Inti kalimat di atas adalah mempertanyakan pertanggungjawaban Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wassalam atas  keselamatan umatnya di hari kiamat.

Sebagaimana yang kita telah pelajari, bahwa dalam keyakinan Kristen, Yesus adalah penebus dosa. Yesus dianggap sangat bertanggung jawab terhadap umatnya sehingga rela disalib untuk menebus dosa para pengikutnya.

Ayat Bibel yang dijadikan sandaran mereka bahwa Yesus itu adalah penebus dosa umat Kristen adalah di Yohannes 14:6, “Kata Yesus kepadanya: "Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku.”

Pemahaman Kristen menyatakan bahwa Yesus diutus untuk menebus dosa anak manusia. Maka barang siapa ingin selamat, maka bergabunglah dengan Kristus Sang Juru Selamat.

Nabi Bukan Penebus Kesalahan

Nah, mari kita luruskan satu persatu kesalahan ini. Pertama, fungsi nabi. Sebagaimana dalam surah Al-Baqarah : 213, maka fungsi nabi adalah pembawa kabar gembira berupa ajaran yang termaktub dalam kitab yang dibawanya untuk menyelesaikan perselisihan antar umat manusia.

Pada surah Al-Baqarah: 119, dapat kita ambil kesimpulan bahwa tugas nabi hanyalah menyampaikan. Perkara seseorang mau mengikuti ataukah tidak, bukan termasuk wilayah yang menjadi tanggung jawabnya. Oleh sebab itu, Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wassalam sering mengatakan, “Wahai Allah, saksikanlah aku telah menyampaikan,” sambil mengangkat kedua tangannya ke atas.

Kembali ke ayat Bibel Yohannes 14:6, “Kata Yesus kepadanya: "Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku.”

Sebenarnya ayat ini mempunyai arti, barangsiapa yang ingin menemui bapa di surga maka dia harus ‘melalui’ Yesus. ‘Melalui’ bisa berarti mengikuti, melaksanakan dan tunduk pada aturan atau ajaran yang dibawa Yesus. Namun disalahpahami oleh umat Kristen, ‘melalui’ ini diartikan sebagai ‘penebusan dosa oleh Yesus’. Sehingga dikatakan,  jika ia ingin dosanya ditebus maka ia harus menyembah Yesus.

Ayat-ayat Bibel yang Menentang Penebusan Dosa

Pemahaman tentang penebusan dosa seperti di atas ternyata bertentangan dengan ayat Bibel yang lain, yakni Yehezkiel 18:20. “Orang yang berbuat dosa, itu yang harus mati. Anak tidak akan turut menanggung kesalahan ayahnya dan ayah tidak akan turut menanggung kesalahan anaknya. Orang benar akan menerima berkat kebenarannya, dan kefasikan orang fasik akan tertanggung atasnya.”

Yeremiah 17:10, “Aku, TUHAN, yang menyelidiki hati, yang menguji batin, untuk memberi balasan kepada setiap orang setimpal dengan tingkah langkahnya, setimpal dengan hasil perbuatannya."

Matius 12:36, “Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap kata sia-sia yang diucapkan orang harus dipertanggungjawabkannya pada hari penghakiman.”

Beberapa ayat Bibel di atas justru menentang konsep penebusan dosa. Jadi sebenarnya, konsep penebusan dosa dalam Kristen adalah sebuah konsep yang mengada-ada. Konsep yang tidak kitabiyah. Tidak bersandar pada ayat-ayat AlKitab tapi berdasar pada doktrin yang dibuat oleh gereja.

Lalu bagaimana dengan Islam? Jelas sekali Islam tidak mengenal penebusan dosa. Sebagaimana dalam surah Al-An’aam: 164, Allah SWT berfirman: “….Dan tidaklah seorang membuat dosa melainkan kemudharatannya kembali kepada dirinya sendiri, dan seseorang yang berdosa tidak akan memikul dosa orang lain.”

Yang perlu diketahui oleh umat Kristiani adalah, agar seorang manusia masuk surga tak perlu ditebus dosanya oleh orang lain. Cukup baginya mengikuti ajaran yang dibawa oleh para nabi. Maka manusia yang mengikuti Nabi Muhammad Shalallahu 'Alaihi Wassalam sebagai nabi terakhir pembawa risalah, maka dijanjikan masuk surga. Sementara bagi yang ingkar pada kebenaran yang dibawa oleh Nabi Muhammad Shalallahu 'Alaihi Wassalam, maka ia harus mempertanggungjawabkan tindakannya masing-masing.

source : http://kajianirenahandono.blogspot.co.id/2015/03/nabinya-muslim-bukan-juru-selamat.html

Secuil Renungan Ummi: Islam, Rahmatan lil Alamin



Ketika saya memutuskan untuk memeluk Islam 32 tahun silam, pilihan itu telah mengantarkan saya pada banyak resiko. Resiko pernikahan saya, resiko harus tak diterima lagi oleh orang tua dan saudara-saudara saya, belum lagi resiko teror yang saya terima.

Namun itu kembali lagi pada kemantapan hati yang telah Allah berikan kepada saya. Ya, Dia-lah Sang Maha Pembolak Balik Hati yang teramat agung kuasanya. Saya teringat dengan salah satu ayat Allah,

"Barangsiapa yang diberi petunjuk oleh Allah, maka dialah yang mendapat petunjuk (dalam semua kebaikan dunia dan akhirat); dan barangsiapa yang disesatkan Allah, maka merekalah orang-orang yang merugi (dunia dan akhirat).” (QS al-A’raaf:178)

Inipun menjadi satu alasan saya untuk memantapkan diri, memeluk jalan lurus ini, Insya Allah hingga ajal menjemput nanti.

Selain itu, ada satu perkara yang membuat saya tertarik dengan Islam. Yakni, konsep Islam yang rahmatan lil 'alamin.

"Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam." (QS Al-Anbiyaa':107)

Konsep ini menarik bagi saya. Sebagai rahmat untuk semesta alam, Islam hadir untuk menaungi umat manusia dalam risalah yang dibawa nabi terakhir nan mulia, Rasulullah Muhammad Shalallahu 'Alaihi Wasallam. Dengan menjadi rahmat bagi semesta alam, Islam tak hanya mengatur hubungan baik antarmanusia. Melainkan juga bagaimana kita mampu memperlakukan ciptaan Allah yang lain dengan baik. Sekali lagi, karena rahmat bagi semesta alam.

Namun sayangnya, banyak di antara ummat kita yang hari ini mengartikan "rahmatan lil alamin" dengan makna yang keliru. Akibatnya, banyak yang tersesat dalam liberalisme, sehingga menganggap seluruh agama sama. Padahal kalau seluruh agama sama, saya tak perlu berganti iman. Kalau seluruh agama sama, cara pikir mudahnya, hari ini ibadah di masjid, besok ke gereja, besoknya ke vihara, dan lainnya, pasti tidak masalah. Tapi nyatanya tak ada yang melakukan itu. Mengapa? Karena memang semua agama tidaklah sama.

Konsep ketuhanan antara Islam dengan agama saya terdahulu, juga jauh berbeda. Saya pernah menggugat soal trinitas kepada dosen saya di biara. Kalau Tuhan punya tiga pribadi, bagi saya saat itu, ketika dunia semakin maju, pribadi Tuhan harus ditambah menjadi empat. Dosen saya terperanjat dengan pernyataan saya. Konsep ini beda dengan Islam. Saya begitu terhenyak membaca surat dalam Al-Quran yang pertama kali saya kaji, yakni surat Al-Ikhlas. Allah adalah satu, tidak beranak, tidak diperanakkan, dan Allah-lah tempat bergantung segala sesuatu. Konsep ini tegas, tidak bertele-tele.

Maka sekali lagi, konsep rahmatan lil alamin jangan dipelencengkan sesuka hati dengan menghalalkan perayaan Natal bersama, dan lain sebagainya. Jangan berpartisipasi karena memandang 25 Desember sebagai kelahiran Nabi Isa, sebab sejatinya 25 Desember bukan kelahiran Nabi Isa.

Rahmat bagi semesta alam telah ditunjukkan dengan baik oleh Rasulullah semasa beliau di Madinah. Lewat piagam Madinah, beliau mengatur dengan baik hubungan antar Muslim dengan kaum Yahudi. Seluruh umat yang hidup dalam naungan Islam pun terjamin. Bahkan ketika masa kekhalifahan Turki Utsmani pun, Amerika yang saat itu mengalami kelaparan hebat akibat kalah dari Inggris, hidup sejahtera berkat bantuan kekhalifahan Islam.

Inilah konsep rahmatan lil alamin yang tepat. Jangan menjadikan konsep mulia ini sebagai penghalal pelanggaran aqidah. Boleh bermuamalah dengan kaum non-Muslim, namun tak perlu mengikuti hal-hal yang menyangkut akidahnya. Meski atas nama toleransi sekalipun. Toleransi yang dijaga Islam telah tepat: mempersilakan kaum beragama lain untuk beribadah sesuai keyakinannya, dan tidak memaksa mereka untuk mengikuti akidah kita.

"Tidak ada paksaan dalam (menganut) agama (Islam), sesungguhnya telah jelas antara jalan yang benar dengan jalan yang sesat. Barang siapa ingkar kepada Thaghut dan beriman kepada Allah, maka sesungguhnya dia telah berpegang (teguh) kepada buhul tali yang sangat kuat yang tidak akan putus. Allah Maha mendengar lagi Maha mengetahui." (QS Al-Baqarah: 256)

"Katakanlah: Hai orang-orang kafir. Aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah. Dan kamu bukan penyembah Tuhan yang aku sembah. Dan aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah. Dan kamu tidak pernah (pula) menjadi penyembah Tuhan yang aku sembah, Untukmu agamamu, dan untukkulah, agamaku." (QS Al-Kafirun: 1-6)

Di akhir tulisan singkat ini, izinkan saya mengutip satu sabda Rasulullah agar kita harus senantiasa menjaga akidah yang lurus ini. Hingga malaikat Izra'il datang menjemput.

“Sungguh kalian akan mengikuti jalan orang-orang sebelum kalian sejengkal demi sejengkal dan sehasta demi sehasta sampai jika orang-orang yang kalian ikuti itu masuk ke lubang dhob (yang sempit sekalipun, -pen), pasti kalian pun akan mengikutinya.” Kami (para sahabat) berkata, “Wahai Rasulullah, apakah yang diikuti itu adalah Yahudi dan Nashrani?” Beliau menjawab, “Lantas siapa lagi?” (HR. Muslim no. 2669).

“Barangsiapa yang menyerupai suatu kaum, maka dia termasuk bagian dari mereka.” (HR. Ahmad 2: 50 dan Abu Daud no. 4031)


Irena Handono

source : http://kajianirenahandono.blogspot.co.id/2015/07/secuil-renungan-ummi-islam-rahmatan-lil.html

Akar Kebencian Kristen Terhadap Islam

Count Henri Decastri, seorang pengarang Perancis menulis dalam bukunya yang berjudul 'ISLAM' tahun 1896: "Saya tidak bisa membayangkan apa yang akan dikatakan oleh kaum Muslimin jika mereka mendengar cerita-cerita di abad pertengahan dan mengerti apa yang biasa dikatakan oleh ahli pidato Kristen dalam hymne-hymne mereka. Semua hymne kami bahkan hymne yang muncul sebelum abad ke 12 berasal dari konsep yang merupakan akibat dari Perang Salib. Hymne-hymne itu dipenuhi oleh kebencian kepada kaum Muslimin dikarenakan ketidakpedulian mereka terhadap agamanya. Akibat dari hymne dan nyanyian itu, kebencian terhadap agama itu tertancap di benak mereka, dan kekeliruan ide menjadi berakar, yang beberapa di antaranya masih terbawa hingga saat ini. Tiap orang menganggap Muslim sebagai orang musyrik, tidak beriman, pemuja berhala dan murtad. Lalu dari mana dasar bahwa Kristen bisa menjalin hubungan baik dengan Islam?”

Kebencian Kristen kepada Islam bukanlah hal yang mengada-ada. Walau sudah demikian jelas faktanya, para pengikut ajaran Kristen malah sering balik menuduh bahwa pengungkapan fakta itu dianggap provokatif. 

Tidak tanggung-tanggung, seorang Paus pun tak segan menebarkan kebencian kepada Islam.  Pada 12 september 2006, sehari setelah peri-ngatan serangan 11 september, alih-alih mengambil simpati umat Islam, Paus Benediktus XVI—pemimpin tertinggi umat Katholik di dunia—dalam  pidato ilmiahnya di Universitas Regensburg di Jerman, kembali mengulangi penghinaan terhadap Islam untuk ke sekian kalinya. 

Paus berpidato dengan tema “korelasi antara iman dan logika dan pentingnya dialog antar peradaban dan agama”. Namun isinya melenceng. Paus Benedict XVI mengutip pernyataan Kaisar Byzantium abad ke-14 Kaisar Manuel II Palaeologus yang merupakan hinaan dan kecaman terhadap Islam dan Nabi Muhammad SAW. Ini berarti Paus Benediktus XVI setuju dengan penghinaan terhadap Islam seperti yang ia kutip dari dialog tersebut. Bahkan menurut Paus, pemahaman perang suci atau jihad bertentangan dengan tabiat Tuhan.

Pidato itu jelas menimbulkan kecaman luas kaum Muslim. Beberapa hari kemudian Paus Benediktus XVI menyata-kan umat Islam salah memahami konteks ucapannya. Seolah-olah umat Islam di-anggapnya bodoh dan tidak paham konteks sebuah pembicaraan.

Sebuah Alquran palsu dengan nama "The True Furqan", dicetak di Amerika oleh dua perusahaan percetakan; 'Omega 2001' dan 'Wine Press'. Judul lain buku ini 'The 21st Century Quran', yang berisi lebih dari 366 halaman baik bahasa Arab dan Inggris. 

Buku ini ditujukan sebagai pemal-suan Kitab Suci Alquran. Berbagai surah dinamai dengan surat-surat Alquran seperti An Nur, Al Fatihah, dll. "Bismillah" pada setiap surat diganti dengan "Bismil Abi, Wal Ibni, Waruuhil Quds" (dengan nama bapak, anak dan roh qudus).

Tahun 1999, The True Furqan sudah pernah menyerbu masyarakat. Edisi yang diterbitkan WinePress Publishing dengan mudah bisa dibeli di toko-toko buku di Amerika. Bahkan di dunia maya (internet) The True Furqan ini bisa diakses dengan sangat mudah. Ini menunjukkan adanya keseriusan dalam kampanye pemalsuan Alquran.

Dan mereka sendiri mengakui bahwa, "Tujuan The True Furqan adalah sebagai alat penyebaran agama Kristen," kata Al Mahdy kepada Baptist News. Menurut Al Mahdy, sejauh ini kaum evangelis (pengabar Injil) belum berhasil menemukan terobosan penting untuk bisa menaklukkan dunia Islam.
Tak hanya dari kalangan rohaniawan bahkan tokoh politik barat pun membenci Islam. Masih sangat segar di ingatan kita, bahwa George W Bush dengan lantang mengajak dunia untuk memerangi siapapun yang berusaha menegakkan syariah Islam. 

Hingga Karen Armstrong, mantan biarawati yang banyak menulis buku tentang Islam, Yahudi, dan Kristen menulis dalam bukunya, "Orang-orang Eropa mudah menyerang Islam, walaupun mereka hanya tahu sedikit tentang Islam."

Konsep Tauhid dalam Islam = Akar Permusuhan 



Sebenarnya akar permusuhan Kristen terhadap Islam bukan disebabkan oleh kesalahpahaman umat Islam terhadap agama itu, atau oleh karena luka lama Perang Salib. Ketidaksukaan orang Kristen terhadap Islam lebih fundamental dari itu, yakni karena penolakan Alquran secara tegas tentang penyaliban Nabi Isa dan konsep trinitas. Penolakan ini berarti juga pengingkaran/pengabaian terhadap keyakinan yang selama ini dipegang erat oleh kaum Kristen. Jadi akarnya terdapat di dalam Alquran.

Para ulama terdahulu menulis karya-karya yang mengkritik keyakinan Kristen tersebut. Al-Ghazzali misalnya menulis Al Radd al-Jamil li Ilahiyati Isa bi Syarh al-Injil, Ibnu Taymiyyah juga menulis Al-Jawab al-Shahih Liman Baddala Din al-Masih. Tulisan mereka bukan propaganda tapi penjelasan kembali tentang apa yang disampai-kan oleh Alquran. Tidak banyak orang Kristen yang mengerti bahwa di antara rukun iman dalam Islam adalah meyakini kenabian Isa as dan kitab yang dibawanya, dan bahwa Nabi Isa as itu bukan Tuhan atau anak Tuhan. Jika kitab Injil yang asli dapat dibaca pada hari ini tentu tidak ada pertentangan dengan Alquran.

Kaum orientalis tidak mungkin bisa menoleransi dengan menerima kebenaran Alquran. Karena di dalam Alquran banyak sekali kecaman-kecaman terhadap doktrin-doktrin/pokok-pokok keyakinan agama Kristen. Contoh, surah Al-Maaidah ayat 17, Sesungguhnya telah kafirlah orang-orang yang berkata: "Sesungguhnya Allah itu ialah Al Masih putera Maryam." …

Lihat surah Al-Maaidah: 72, 73; Al-Maaidah: 73; An-Nisaa': 157, dan berbagai ayat lainnya.

Kandungan Alquran yang mengecam ajaran Yahudi dan Kristen seperti itu telah dan akan menuai reaksi balik dari orang-orang Yahudi dan Kristen sepanjang masa. Kaisar Bizantium, Leo III yang hidup pada tahun 717-714 M, artinya 85 tahun sepeninggal Rasulullah SAW, me-nuduh Al-Hajjaj Ibn Yusuf Al-Tsaqafiy, seorang Gubernur di zaman kekhalifahan Abdul Malik ibn Marwan (684-704M) telah mengubah Alquran.

Peter, pendeta di Maimuma, pada tahun 743, menyebut Rasulullah SAW sebagai nabi palsu. Yahya Al-Dimasyqiy atau dikenal juga sebagai John of Damascus pada tahun 740 M, menulis dalam bahasa Yunani kuno kepada kalangan Kristen ortodoks bahwa Islam mengajarkan anti-kristus. John of Damascus ber-pendapat bahwa Muhammad adalah seorang penipu kepada orang Arab yang bodoh. 

Ia juga mengatakan Nabi Muhammad menikahi Khadijah ra karena ingin mendapatkan kekayaan dan kesenangan. Ia bahkan menuduh dengan sangat keji bahwa Rasulullah menderita epilepsi terbukti dengan peristiwa menerima wahyu dari Jibril, dan hobi berperang karena nafsu seksnya tidak tersalurkan (Daniel J.Sahas, John of Damascus on Islam: “The Heresy of the Ishmaelites”, Leiden: E.J. Brill, 1972, hlm.67-95).

Fitnah-fitnah dan sikap permusuhan sengit terhadap Islam tersebut terus berlanjut dan rupanya itu menjadi rujukan tulisan-tulisan modern para orientalis seperti yang terkenal saat ini, Robert Mo-rey dengan bukunya The Islamic Invation yang menyebar di negeri ini dan membuat keresahan Muslim di Indonesia pada tahun 2003.

Image buruk terus dilanjutkan, hingga Snouck Hurgronje (1857-1936) pernah mengatakan: “Pada zaman skeptik kita ini, sangat sedikit sekali yang lepas dari kritik, dan suatu hari nanti kita mungkin akan mengharapkan untuk mendengar bahwa Muhammad tidak pernah ada”. Snouck Hurgronje datang ke Aceh dengan meng-aku sebagai mualaf yang bernama Abdul Ghafar. 

Pemikiran Snouck dituangkan dalam sebuah artikel pada tahun 1930 yang ditulis oleh Klimovich dengan judul, “Did Muhammad ever exist?”. Dalam artikel tersebut Klimovich menggiring pada suatu penyimpulan bahwa semua sumber informasi tentang kehidupan Muhammad adalah buatan belaka. 
Jelas sekali bahwa orientalis klasik maupun kontemporer mempunyai kebencian yang sama terhadap Islam. Hanya mungkin berbeda dari cara dan stra-teginya saja. Namun pada intinya mereka menolak kenabian Muhammad saw dan kebenaran Alquran.

Maha benar Allah dengan segala firman-Nya yang menyatakan bahwa orang Kristen dan Yahudi tidak akan berhenti hingga Muslim mengikuti millah mereka (QS 2: 120). Di surah yang lain Allah SWT berfirman: “…Telah nyata kebencian dari mulut mereka, dan apa yang disembunyi-kan oleh hati mereka adalah lebih besar lagi.” (Qs. Ali Imran: 118).

Demikianlah fakta dendam kesumat dan rasa benci orang Kristen dan Yahudi kepada Islam. Dan peringatan Allah tentang hal ini dalam Alquran sudah demikian jelasnya.

source : http://kajianirenahandono.blogspot.co.id/2014/12/akar-kebencian-kristen-terhadap-islam.html

Apa yang Yesus Katakan tentang Dosa Waris dan Penebusannya?


Bagi umat Kristen, meyakini Yesus sebagai korban penebusan dosa adalah sertifikat bagi keselamatan manusia keturunan Adam  agar terhindar dari kebinasaan kekal di dalam neraka kelak. Yesus dianggap sebagai juru selamat bagi mereka.

Namun pada kenyataannya, Yesus sama sekali tidak pernah mengajarkan adanya dosa warisan dan keharusan menebusnya.

Dalam Injil yang dikarang oleh Markus pasal 10:17-19 dikisahkan seseorang bertanya kepada Yesus :

“Guru yang baik, apa yang harus kuperbuat untuk memperoleh hidup yang kekal?” Jawab Yesus: “Mengapa kau katakan Aku baik? Tak seorang pun yang baik selain dari pada Allah saja. Engkau tentu mengetahui segala perintah Allah: Jangan membunuh, jangan berzina, jangan mencuri, jangan mengucapkan saksi dusta, jangan mengurangi hak orang, hormatilah ayahmu dan ibumu!”

Ajaran Yesus tentang keselamatan tersebut sangat jelas, gamblang dan tidak memerlukan penafsiran bahwa untuk mencapai keselamatan seseorang harus harus menaati hukum Taurat.

Dalam Perjanjian Lama

Orang-orang sebelum lahirnya Yesus, para nabi sebelum Yesus, tertulis dalam Perjanjian Lama disebut sebagai orang-orang zaman Taurat. Mereka ini mengenal ajaran keselamatan adalah dengan mempercayai Allah sebagai Tuhan satu-satunya, sebagai juru selamat satu-satunya dan sebagai penebus satu-satunya.

…..Bukankah Aku, Tuhan? Tidak ada yang lain, tidak ada Allah selain dari pada-Ku! Allah yang adil dan Juruselamat, tidak ada yang lain kecuali Aku! (Yesaya 45:21)

….supaya seluruh umat manusia mengetahui, bahwa Aku, Tuhan, adalah Juruselamatmu dan Penebusmu, Yang Mahakuat, Allah Yakub.“ (Yesaya 49:26)

……tetapi Aku adalah Tuhan, Allahmu sejak di tanah Mesir; engkau tidak mengenal allah kecuali Aku, dan tidak ada juruselamat selain dari Aku. (Hosea 13:4)

Mereka sama sekali tidak pernah diajarkan tentang penebusan dosa Adam untuk memperoleh keselamatan dan sama sekali tidak pernah diajarkan tentang adanya dosa warisan yang pernah dilakukan oleh Adam as.

Satu-satunya jalan keselamatan adalah dengan meyakini bahwa Allah SWT adalah tuhan satu-satunya, juru selamat satu-satunya dan sebagai penebus dosa satu-satunya atau sebagai Tuhan yang Maha Pengampun satu-satunya.

Yehezkiel 18:20-23,

20. Orang yang berbuat dosa, itu yang harus mati. Anak tidak akan turut menanggung kesalahan ayahnya dan ayah tidak akan turut menanggung kesalahan anaknya. Orang benar akan menerima berkat kebenarannya, dan kefasikan orang fasik akan tertanggung atasnya.

21. Tetapi jikalau orang fasik bertobat dari segala dosa yang dilakukannya dan berpegang pada segala ketetapanKu serta melakukan keadilan dan kebenaran, ia pasti hidup, ia tidak akan mati.

22. Segala durhaka yang dibuatnya tidak akan diingat-ingat lagi terhadap dia; ia akan hidup karena kebenaran yang dilakukannya.

23. Apakah Aku berkenan kepada kematian orang fasik? demikianlah firman Tuhan ALLAH. Bukankah kepada pertobatannya supaya ia hidup?

2 Tawarikh 25:4,

Tetapi anak-anak mereka tidak dihukum mati olehnya, melainkan ia bertindak sesuai dengan apa yang tertulis dalam Taurat, yakni kitab Musa, di mana TUHAN telah memberi perintah: "Janganlah ayah mati karena anaknya, janganlah juga anak mati karena ayahnya, melainkan setiap orang harus mati karena dosanya sendiri."

Seperti itu juga ajaran keselamatan yang diajarkan oleh Yesus kepada kaumnya.

Darimana Asal Konsep Penebusan Dosa?

Dari penelusuran Bibel, ternyata sejak zaman Adam as hingga zaman sebelum kelahiran Yesus, tidak seorangpun yang menerima pengajaran dari para nabi dan orang-orang suci tentang adanya dosa warisan dan adanya keharusan untuk menebusnya, begitu juga pada masa mulai kelahiran Yesus dan dakwah Yesus.

Ajaran dan doktrin penebusan dosa, merupakan hasil sinkritisme/gabungan dari ajaran orang-orang pagan penyembah berhala dengan peristiwa penyaliban Yesus. Pengikut Paulus umumnya berasal dari orang-orang di luar Israel yakni orang-orang pagan. Mereka memiliki ajaran untuk menyerahkan korban tebusan kepada dewa agar mereka selamat dari bencana alam dan mendapat berkah dari alam. Kemudian mereka melihat sosok Yesus yang saat itu dikabarkan Yesus telah mati di tiang salib, dan Yesus adalah orang suci yang tidak pernah berdosa, sehingga cocok sebagai korban persembahan kepada dewa. Maka lahir ajaran baru tentang keselamatan manusia yang sama sekali tidak pernah diajarkan oleh Yesus.

Konsep penebusan dosa juga berlaku seiring dengan dogma dosa waris, yakni dosa yang diturunkan dari Adam dan Eve (Hawa). Dikisahkan, Eve dan Adam memakan buah terlarang di surga. Namun Yesus tidak pernah mengajarkannya. Ulangan 24:16 mengulangi pesan yang sama dengan Yehezkiel 18:20. Sebagian orang mungkin dapat berkata “Tapi ini ada di Perjanjian Lama! Kami orang-orang Kristen mengikuti Perjanjian Baru.” Tapi masalahnya adalah Perjanjian Lama tidak lebih tua daripada Adam.

Jika dosa warisan memang sudah ada dan berasal dari Adam dan Hawa, seseorang tidak akan menemukan dosa warisan ditentang dalam kitab suci dari segala zaman. Tentunya para nabi dari segala zaman akan mengajarkan tentang konsep dosa warisan kepada pengikut-pengikutnya. Namun faktanya tidaklah demikian. Bahkan Yesus seperti yang dijelaskan di atas, menentang konsep dosa warisan ini.

source : http://kajianirenahandono.blogspot.co.id/2016/03/apa-yang-yesus-katakan-tentang-dosa.html

Kesetaraan Gender: Senjata Feminis Menghancurkan Islam



Emansipasi adalah istilah yang digunakan untuk menjelaskan sejumlah usaha untuk mendapatkan hak politik maupun persamaan derajat di bidang sosial. Dan umumnya istilah ini dipakai dalam konteks antara wanita dan laki-laki.

Lalu bagaimana sejarah munculnya emansipasi wanita? Gerakan emansipasi wanita muncul dari Barat. Dalam sebuah Ensiklopedia, kutipan sebuah hasil rapat dua konferensi kegerejaan mengenai wanita yang dilaksanakan di Roma tahun 582 M mengeluarkan komunike:

”Wanita adalah mahluk yang tidak mempunyai jiwa dan oleh sebab itu selamanya tidak akan menikmati taman Firdaus dan tidak masuk kerajaan langit. Wanita adalah kekejian perbuatan setan, tidak ada hak bicara dan tertawa dan tidak boleh memakan daging, bahkan setinggi-tingginya hak dia adalah menghabiskan semua kesempatan untuk melayani laki-laki tuannya, atau menyembah Tuhan Allah”. (Encyclopedie La Rousse, kata Femme).

Demikian buruknya pandangan gereja terhadap wanita, sehingga kondisi wanita di Barat terus berjalan dari yang buruk kepada yang lebih buruk hingga abad ke-17 M. Ketika itu wanita di Barat berada pada level perbudakan dan kehinaan yang paling rendah.

Di Inggris ada undang-undang yang memperbolehkan laki-laki menjual istri-istrinya seharga 6 pounsterling. Sekitar tahun 1790, harganya menjadi 2 sen. (Abbas Akkad : Al-mar’ah fil al-Qur’an, hal.192.)

Sehingga kemudian muncullah feminisme.  Gerakan ini muncul pada 1785 berawal dari perkumpulan terpelajar kalangan bangsawan di Middleburg-Belanda. Dari Belanda gerakan ini menyebar ke seluruh Eropa dan Amerika, dipelopori oleh Lady Mary Wortley Montagu & Marquis de Condorcet.

Sejatinya, gerakan feminisme muncul sebagai akibat ketidakpuasan wanita terhadap hukum-hukum Bibel, sebagai bentuk protes terhadap norma-norma sosial saat itu, norma-norma yang didominasi oleh gereja pada abad 18,  yang menindas wanita.

Bagaimana norma-norma gereja yang menindas kaum wanita di Barat? Berikut beberapa ayat dari Bibel:

Tetapi aku mau, supaya kamu mengetahui hal ini, yaitu Kepala dari tiap-tiap laki-laki ialah Kristus, kepala dari wanita ialah laki-laki dan Kepala dari Kristus ialah Allah. (1 Korintus 11:3)

Aku tidak mengizinkan wanita mengajar dan juga tidak mengizinkannya memerintah laki-laki; hendaklah ia berdiam diri.  Karena Adam yang pertama dijadikan, kemudian barulah Hawa. Lagipula bukan Adam yang tergoda, melainkan wanita itulah yang tergoda dan jatuh ke dalam dosa. (1 Timotius 2:12-14)


Apabila ada seorang menjual anaknya yang wanita sebagai budak, maka wanita itu tidak boleh keluar seperti cara budak-budak lelaki keluar.  (Keluaran 21:7)
  
Ajaran Bibel mengatakan bahwa laki-laki lebih tinggi dari wanita secara mutlak dalam hal apapun. Bahkan tidak ada kesamaan derajat antara wanita dan laki-laki dalam ketakwaan kepada Allah. Wanita berada di level yang paling rendah. (Efesus 5:22)
Wanita juga dilarang membagikan ilmunya kepada siapapun. Perempuan dilarang memerintah dan mengajar laki-laki (1 Timotius 2:12).  Ini yang masih diikuti gereja Katholik, sehingga dalam biara, walaupun di komunitas biarawati yang kesemuanya adalah wanita, tapi pengajar tetaplah Pastor (pendeta laki-laki). 

Perempuan harus tutup mulut di gereja. (1 Korintus 14:34-35) Apalagi memberikan perintah, suruhan atau kata-kata yang menyuruh apapun kepada laki-laki, berapapun umur mereka. Karena wanita mempunyai derajat yang lebih rendah dari laki-laki.

Tak hanya sampai di situ, Bibel pun menuduh wanita lah sebagai penyebab dosa yang dilakukan Nabi Adam as. (Kejadian 3:1-6, Timotius 2:13-14)

Dan yang lebih mengejutkan lagi, dalam Bibel pun ada ayat-ayat tentang pro-perbudakan. Bukannya melarang perbudakan, tapi bahkan memperbolehkan seorang ayah menjual anak wanitanya untuk dijadikan budak. (Keluaran 21:7)

Pandangan Negatif Barat terhadap Wanita

Di Italia, Roma, tahun 1500 M, sebuah Dewan Khusus mengatakan bahwa "Wanita tidak mempunya jiwa".
Di Yunani, Lembaga Filsafat & Ilmu Pengetahuan, Aristoteles mengatakan : “Wanita adalah makhluk yang lebih rendah dari laki-laki”.
Socrates berpendapat : “Wanita adalah sumber besar dari kekacauan dan perpecahan di dunia.”
Agama Yahudi menganggap bahwa perempuan selalu dalam kutukan dewa, selalu berdosa sejak lahir, maka harus dihukum.
Filsafat Amerika : “Perempuan harus melepaskan tugas keperempuanannya, sehingga tak ubahnya mereka seperti barang dagangan.”
Tertullian, Bapak Gereja I (150 M) : "Perempuan adalah sumber dosa."
Thomas Aquinas: "Perempuan adalah laki-laki yang cacat."
J.J. Rousseau : "Perempuan = Makhluk yang tolol dan sembrono dan dilahirkan untuk melengkapi laki-laki."
St. John Chrysostom, Bapak Gereja Yunani (345-407 M) : "Wanita = setan, kejahatan, dan bencana yang abadi dan menarik."
Martin Luther : "Perempuan harus dijauhkan dari tempat pengajaran karena tidak ada gunanya manusia perempuan diberi pendidikan."
St. Jerome = "Wanita adalah akar dari segala kejahatan. Perempuan itu pintu setan, jalan sesat, gigitan kalajengking."
Maka sebagai akibat dari ayat Bibel dan opini yang memojokkan wanita inilah, lahir gerakan feminis untuk mensetarakan gender. Profesor JIL negeri kita bahkan merasa terhina dengan ketetapan Allah dan RasulNya bahwa wanita tidak boleh mengimami shalat & jadi khatib Jumat. 

Studi Islam berwawasan gender yang banyak muncul di perguruan tinggi merupakan wujud pembaratan studi Islam guna menyamakan persepsi. Kemudian muncul opini seolah-olah kaum Muslimah diperlakukan tidak adil, Muslimah dipandang terkekang dengan memakai hijab ! Syariat Islam DIFITNAH sebagai aturan yang bias gender sehingga membelenggu muslimah dan tidak sesuai jaman.

Sungguh, ini berbeda jauh dengan ajaran-ajaran Islam. Dalam surah an Nisa (4):34, wanita pun mendapat kesempatan untuk menjadi mulia di mata Allah SWT. Dalam hal ketakwaan kepada Allah SWT, tidak dibedakan wanita dan laki-laki.

Suami harus tetap berbuat baik kepada istri meskipun dalam kondisi membencinya (QS An-Nisa:19), dan QS An-Nahl: 58-59 menyebutkan larangan mengubur anak perempuan hidup-hidup. Rasulullah dalam beberapa hadits menyebutkan perintah menghormati ibu,ibu,ibu baru ayahmu, dan menyatakan bahwa surga di telapak kaki ibu.

Islam justru datang membebaskan wanita. Islam hadir sebagai ideologi pembaharuan terhadap budaya-budaya, terhadap doktrin-doktrin gereja yang menindas wanita, mengubah status wanita secara drastis. Tidak lagi sebagai second creation (mahluk kedua setelah laki-laki) atau penyebab dosa. Justru Islam mengangkat derajat wanita sebagai sesama hamba Allah seperti halnya laki-laki.

Kaum feminis memprovokasi muslimah agar menuntut hak untuk bebas mengekspresikan diri, bebas menentukan dan memuaskan kemauannya. Kaum kuffar tampil seolah sebagai pahlawan pembebas wanita, padahal apa yang dia lakukan merupakan penentangan syariat Allah dan RasulNya!

Jika ada umat Islam yang ikut-ikutan latah mengkampanyekan ide-ide feminisme dalam rangka emansipasi wanita, maka sungguh, dia adalah Muslim yang buta dengan ajaran-ajaran Islam!

source : http://kajianirenahandono.blogspot.co.id/2015/03/kesetaraan-gender-senjata-feminis.html

Penyembelihan Nabi Ismail: Perspektif Dua Kitab Suci


Ada satu perbedaan yang mencolok mengenai siapa yang disembelih Nabi Ibrahim (Abraham) dalam Bibel dan Al-Quran. Dalam Al-Quran surat Ash-Shaffat ayat 101-111 jelas termaktub bahwa putera Nabi Ibrahim yang disembelih adalah Nabi Ismail. Rasulullah menegaskannya lagi dalam sabdanya, "Aku adalah anak keturunan dua orang zabihain (orang yang disembelih)". (HR. Al-Hakim).

Yang dimaksud dengan dua orang zabihain adalah dua orang yang dalam hidupnya terancam akan disembelih. Yang pertama adalah ayah kandungnya langsung yaitu Abdullah. Dan kedua adalah kakek buyutnya yaitu Ismail. Karena Nabi Muhammad memang keturunan dari Nabi Ismail as., bukan keturunan dari Nabi Ishaq as.

Ibnu Katsir memberi tafsiran pada bagian ini. Pertama, Ismail adalah anak pertama yang dilahirkan dan menjadi kabar gembira bagi Ibrahim. Kedua, Ismail juga lebih tua dari Ishaq. Ismail lahir ketika nabi Ibrahim berusia delapan puluh enam tahun sedangkan Ishaq lahir saat usia nabi Ibrahim sembilan puluh sembilan tahun. Jumhur ulama juga mengemukakan hal serupa, bahwa anak yang menjadi kabar gembira tersebut adalah Isma’il a.s. Dengan argumentasi, sesudah sempurna kisah penyembelihan barulah Allah SWT memberi kabar gembira kedua dengan seorang anak bernama Ishaq yang akan menjadi nabi dari orang-orang yang shalih. Kabar gembira kedua itu tertuang dalam surat al-Shaffat ayat 112.

Namun di dalam Perjanjian Lama (Bibel), tertulis bahwa yang disembelih bukanlah Ismail, melainkan Ishak. Demikian ayat tersebut,

Firman-Nya: "Ambillah anakmu yang tunggal itu, yang engkau kasihi, yakni Ishak, pergilah ke tanah Moria dan persembahkanlah dia di sana sebagai korban bakaran pada salah satu gunung yang akan Kukatakan kepadamu." (Kejadian 22:2)

Manakah yang benar? Ismail ataukah Ishak? Berikut kupasannya.

Perihal Anak yang Tunggal

Dalam Kejadian 22:2 disebutkan jika Ishak merupakan putra tunggal Abraham. Tunggal berarti satu, tanpa ada yang lain. Namun benarkah Ishak anak tunggal Nabi Ibrahim?

"Abram berumur delapan puluh enam tahun, ketika Hagar melahirkan Ismael baginya." (Kejadian 16:16) (Nama Abram kemudian berubah menjadi Abraham, lihat Kejadian 17:5)
"Adapun Abraham berumur seratus tahun, ketika Ishak, anaknya, lahir baginya." (Kejadian 21:5)

Ternyata, Ismail 14 tahun lebih dulu lahir ketimbang Ishak. Dari sini sudah jelas yang dimaksud dengan anak tunggal adalah Ismail, bukan Ishak. Dalam kata lain, Kejadian 22:2 kontradiksi dengan Kejadian 16:16 dan Kejadian 21:5. Selain itu, Bibel menyebut dalam berbagai ayat bahwa putera Nabi Ibrahim bukanlah satu melainkan dua.

"Lalu Hagar melahirkan seorang anak laki-laki bagi Abram dan Abram menamai anak yang dilahirkan Hagar itu Ismael." (Kejadian 16:15)

Setelah itu Abraham memanggil Ismael, anaknya, dan semua orang yang lahir di rumahnya, juga semua orang yang dibelinya dengan uang, yakni setiap laki-laki dari isi rumahnya, lalu ia mengerat kulit khatan mereka pada hari itu juga, seperti yang telah difirmankan Allah kepadanya. Abraham berumur sembilan puluh sembilan tahun ketika dikerat kulit khatannya. Dan Ismael, anaknya, berumur tiga belas tahun ketika dikerat kulit khatannya. Pada hari itu juga Abraham dan Ismael, anaknya, disunat. (Kejadian 17 :23-27)

Dan anak-anaknya, Ishak dan Ismael, menguburkan dia dalam gua Makhpela, di padang Efron bin Zohar, orang Het itu, padang yang letaknya di sebelah timur Mamre, (Kejadian 25:9)

Perihal Anak Sulung

Dalam Perjanjian Lama, Tuhan selalu mengutamakan anak sulung. Anak sulung memiliki posisi penting dalam kehidupan Bani Israel. Ini terlihat dalam Keluaran 13:2, "Kuduskanlah bagi-Ku semua anak sulung, semua yang lahir terdahulu dari kandungan pada orang Israel, baik pada manusia maupun pada hewan; Akulah yang empunya mereka." Kemudian, "Janganlah lalai mempersembahkan hasil gandummu dan hasil anggurmu. Yang sulung dari anak-anakmu lelaki haruslah kaupersembahkan kepada-Ku." (Keluaran 22:29)

Lebih lanjut, apa yang akan dipersembahkan kepada Tuhan ternyata adalah yang pertama. Selalu pertama, dan bukan kedua.

"maka haruslah kaupersembahkan bagi TUHAN segala yang lahir terdahulu dari kandungan; juga setiap kali ada hewan yang kaupunyai beranak pertama kali, anak jantan yang sulung adalah bagi TUHAN." (Keluaran 13:12)

Dari ketiga ayat di atas, kita dapat ketahui bahwa, ternyata, yang biasa dijadikan sebagai kurban merupakan anak yang sulung. Selalu seperti itu. Lantas, manakah anak yang sulung? Silakan kembali ke Kejadian 16:16 dan Kejadian 21:5. Ternyata, yang sulung adalah Ismail dan bukan Ishak.

Kembali Pada Al-Haq

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman, “Kami turunkan Alquran kepadamu dengan membawa kebenaran, untuk membenarkan dan mengoreksi kitab yang sebelumnya. “ (QS Al-Ma'idah :48). Al-Quran merupakan kitab penyempurna dari segala kitab yang telah diturunkan sebelum kedatangan Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wasallam. Al-Quran merupakan pengoreksi dari kitab-kitab terdahulu yang telah dipelencengkan dan diubah sesuka hati.

Tokoh Kristen mengakui hal tersebut, dengan menyatakan, “Kita tidak usah malu-malu mengakui bahwa terdapat berbagai kekhilafan tentang angka-angka perhitungan, tahun dan fakta. Dan tak perlu kita pertanggungkan kekhilafan itu pada caranya.” (Dr GC van Niftrik dan DS BJ Boland dalam buku Dogmatika Masa Kini (1967).

Wallahu Walliy at-Taufiq

Manajemen Dakwah Irena Center

source : http://kajianirenahandono.blogspot.co.id/2015/09/penyembelihan-nabi-ismail-perspektif.html

12 Orang Ini Didoakan Malaikat

TAHUKAH Anda bahwa ada orang-orang tertentu yang didoakan oleh malaikat? Ya, orang-orang itulah yang termasuk orang-orang pilihan. Mereka termasuk ke dalam kriteria khusus yang mendapatkan do’a dari para malaikat. Siapa sajakah mereka?
1. Orang yang tidur dalam keadaan bersuci
Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa yang tidur dalam keadaan suci, maka malaikat akan bersamanya di dalam pakaiannya. Dia tidak akan bangun hingga Malaikat berdoa ‘Ya Allah, ampunilah hambamu si fulan karena tidur dalam keadaan suci’,” (Imam Ibnu Hibban meriwayatkan dari Abdullah bin Umar ra., hadits ini dishahihkan oleh Syaikh Al Albani dalam Shahih At Targhib wat Tarhib I/37).
2. Orang yang sedang duduk menunggu waktu shalat
“Tidaklah salah seorang di antara kalian yang duduk menunggu shalat, selama ia berada dalam keadaan suci, kecuali para malaikat akan mendoakannya: ‘Ya Allah, ampunilah ia. Ya Allah sayangilah ia’,” (HR. Imam Muslim dari Abu Hurairah, Shahih Muslim 469).
3. Orang-orang yang berada di shaf barisan depan di dalam shalat berjamaah
“Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bershalawat kepada (orang-orang) yang berada pada shaf-shaf terdepan,” (Imam Abu Dawud (dan Ibnu Khuzaimah) dari Barra’ bin ‘Azib).
4. Orang-orang yang menyambung shaf (tidak membiarkan sebuah kekosongan di dalam shaf)
Para Imam yaitu Ahmad, Ibnu Majah, Ibnu Khuzaimah, Ibnu Hibban dan Al Hakim meriwayatkan dari Aisyah ra., bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya Allah dan para malaikat selalu bershalawat kepada orang-orang yang menyambung shaf-shaf,” (hadits ini dishahihkan oleh Syaikh Al Albani dalam Shahih At Targhib wat Tarhib I/272).
5. Para malaikat mengucapkan ‘amin’ ketika seorang imam selesai membaca al-Fatihah
Imam Bukhari meriwayatkan dari Abu Hurairah radliyallaahu ‘anhu, bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Jika seorang imam membaca ‘ghairil maghdhuubi ‘alaihim waladh dhaalinn’, maka ucapkanlah oleh kalian ‘aamiin’, karena barangsiapa ucapannya itu bertepatan dengan ucapan malaikat, maka ia akan diampuni dosanya yang masa lalu,” (Shahih Bukhari no. 782).
6. Orang yang duduk di tempat shalatnya setelah melakukan shalat
“Para malaikat akan selalu bershalawat (berdoa) kepada salah satu di antara kalian selama ia ada di dalam tempat shalat di mana ia melakukan shalat, selama ia belum batal wudhunya, (para malaikat) berkata: ‘Ya Allah ampunilah dan sayangilah ia’,” (HR. Imam Ahmad dari Abu Hurairah, Al Musnad no. 8106).
7. Orang-orang yang melakukan shalat shubuh dan ‘ashar secara berjama’ah
IMAM Ahmad meriwayatkan dari Abu Hurairah ra., bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Para malaikat berkumpul pada saat shalat shubuh lalu para malaikat (yang menyertai hamba) pada malam hari (yang sudah bertugas malam hari hingga shubuh) naik (ke langit), dan malaikat pada siang hari tetap tinggal. Kemudian mereka berkumpul lagi pada waktu shalat ‘ashar dan malaikat yang ditugaskan pada siang hari (hingga shalat ‘ashar) naik (ke langit). Sedangkan malaikat yang bertugas pada malam hari tetap tinggal, lalu Allah bertanya kepada mereka, ‘Bagaimana kalian meninggalkan hambaku?’ Mereka menjawab, ‘Kami datang sedangkan mereka sedang melakukan shalat dan kami tinggalkan mereka sedangkan mereka sedang melakukan shalat, maka ampunilah mereka pada hari kiamat’,” (Al Musnad no. 9140, hadits ini dishahihkan oleh Syaikh Ahmad Syakir).
8. Orang yang mendoakan saudaranya tanpa sepengetahuan orang yang didoakan
Rasulullah SAW bersabda, “Doa seorang muslim untuk saudaranya yang dilakukan tanpa sepengetahuan orang yang didoakannya adalah doa yang akan dikabulkan. Pada kepalanya ada seorang malaikat yang menjadi wakil baginya, setiap kali dia berdoa untuk saudaranya dengan sebuah kebaikan, maka malaikat tersebut berkata ‘aamiin dan engkaupun mendapatkan apa yang ia dapatkan’,” (Diriwayatkan oleh Imam Muslim dari Ummud Darda’ ra., Shahih Muslim no. 2733).
9. Orang-orang yang berinfak
“Tidak satu hari pun di mana pagi harinya seorang hamba ada padanya kecuali 2 malaikat turun kepadanya, salah satu di antara keduanya berkata, ‘Ya Allah, berikanlah ganti bagi orang yang berinfak’. Dan lainnya berkata, ‘Ya Allah, hancurkanlah harta orang yang pelit,” (HR. Imam Bukhari dan Imam Muslim dari Abu Hurairah, Shahih Bukhari 1442 dan Shahih Muslim 1010).
10. Orang yang makan sahur
IMAM Ibnu Hibban dan Imam Ath Thabrani, meriwayatkan dari Abdullah bin Umar ra., bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bershalawat kepada orang-orang yang makan sahur,” (hadits ini dishahihkan oleh Syaikh Al Albani dalam Shahih At Targhiib wat Tarhiib I/519).
11. Orang yang sedang menjenguk orang sakit
“Tidaklah seorang mukmin menjenguk saudaranya, kecuali Allah akan mengutus 70.000 malaikat untuknya yang akan bershalawat kepadanya di waktu siang kapan saja hingga sore dan di waktu malam kapan saja hingga shubuh,” (HR. Imam Ahmad dari ‘Ali bin Abi Thalib, Al Musnad 754).
12. Seseorang yang sedang mengajarkan kebaikan kepada orang lain
“Keutamaan seorang alim atas seorang ahli ibadah bagaikan keutamaanku atas seorang yang paling rendah di antara kalian. Sesungguhnya penghuni langit dan bumi, bahkan semut yang di dalam lubangnya dan bahkan ikan, semuanya bershalawat kepada orang yang mengajarkan kebaikan kepada orang lain,” (HR. Imam Tirmidzi dari Abu Umamah Al Bahily).
[rika/islampos/islamic-indo/raihanaunty/abuayaz/emadhisto]
source : 
free counters