Ada satu perbedaan yang mencolok mengenai siapa yang disembelih Nabi Ibrahim (Abraham) dalam Bibel dan Al-Quran. Dalam Al-Quran surat Ash-Shaffat ayat 101-111 jelas termaktub bahwa putera Nabi Ibrahim yang disembelih adalah Nabi Ismail. Rasulullah menegaskannya lagi dalam sabdanya, "Aku adalah anak keturunan dua orang zabihain (orang yang disembelih)". (HR. Al-Hakim).
Yang dimaksud dengan dua orang zabihain adalah dua orang yang dalam hidupnya terancam akan disembelih. Yang pertama adalah ayah kandungnya langsung yaitu Abdullah. Dan kedua adalah kakek buyutnya yaitu Ismail. Karena Nabi Muhammad memang keturunan dari Nabi Ismail as., bukan keturunan dari Nabi Ishaq as.
Ibnu Katsir memberi tafsiran pada bagian ini. Pertama, Ismail adalah anak pertama yang dilahirkan dan menjadi kabar gembira bagi Ibrahim. Kedua, Ismail juga lebih tua dari Ishaq. Ismail lahir ketika nabi Ibrahim berusia delapan puluh enam tahun sedangkan Ishaq lahir saat usia nabi Ibrahim sembilan puluh sembilan tahun. Jumhur ulama juga mengemukakan hal serupa, bahwa anak yang menjadi kabar gembira tersebut adalah Isma’il a.s. Dengan argumentasi, sesudah sempurna kisah penyembelihan barulah Allah SWT memberi kabar gembira kedua dengan seorang anak bernama Ishaq yang akan menjadi nabi dari orang-orang yang shalih. Kabar gembira kedua itu tertuang dalam surat al-Shaffat ayat 112.
Namun di dalam Perjanjian Lama (Bibel), tertulis bahwa yang disembelih bukanlah Ismail, melainkan Ishak. Demikian ayat tersebut,
Firman-Nya: "Ambillah anakmu yang tunggal itu, yang engkau kasihi, yakni Ishak, pergilah ke tanah Moria dan persembahkanlah dia di sana sebagai korban bakaran pada salah satu gunung yang akan Kukatakan kepadamu." (Kejadian 22:2)
Manakah yang benar? Ismail ataukah Ishak? Berikut kupasannya.
Perihal Anak yang Tunggal
Dalam Kejadian 22:2 disebutkan jika Ishak merupakan putra tunggal Abraham. Tunggal berarti satu, tanpa ada yang lain. Namun benarkah Ishak anak tunggal Nabi Ibrahim?
"Abram berumur delapan puluh enam tahun, ketika Hagar melahirkan Ismael baginya." (Kejadian 16:16) (Nama Abram kemudian berubah menjadi Abraham, lihat Kejadian 17:5)
"Adapun Abraham berumur seratus tahun, ketika Ishak, anaknya, lahir baginya." (Kejadian 21:5)
Ternyata, Ismail 14 tahun lebih dulu lahir ketimbang Ishak. Dari sini sudah jelas yang dimaksud dengan anak tunggal adalah Ismail, bukan Ishak. Dalam kata lain, Kejadian 22:2 kontradiksi dengan Kejadian 16:16 dan Kejadian 21:5. Selain itu, Bibel menyebut dalam berbagai ayat bahwa putera Nabi Ibrahim bukanlah satu melainkan dua.
"Lalu Hagar melahirkan seorang anak laki-laki bagi Abram dan Abram menamai anak yang dilahirkan Hagar itu Ismael." (Kejadian 16:15)
Setelah itu Abraham memanggil Ismael, anaknya, dan semua orang yang lahir di rumahnya, juga semua orang yang dibelinya dengan uang, yakni setiap laki-laki dari isi rumahnya, lalu ia mengerat kulit khatan mereka pada hari itu juga, seperti yang telah difirmankan Allah kepadanya. Abraham berumur sembilan puluh sembilan tahun ketika dikerat kulit khatannya. Dan Ismael, anaknya, berumur tiga belas tahun ketika dikerat kulit khatannya. Pada hari itu juga Abraham dan Ismael, anaknya, disunat. (Kejadian 17 :23-27)
Dan anak-anaknya, Ishak dan Ismael, menguburkan dia dalam gua Makhpela, di padang Efron bin Zohar, orang Het itu, padang yang letaknya di sebelah timur Mamre, (Kejadian 25:9)
Perihal Anak Sulung
Dalam Perjanjian Lama, Tuhan selalu mengutamakan anak sulung. Anak sulung memiliki posisi penting dalam kehidupan Bani Israel. Ini terlihat dalam Keluaran 13:2, "Kuduskanlah bagi-Ku semua anak sulung, semua yang lahir terdahulu dari kandungan pada orang Israel, baik pada manusia maupun pada hewan; Akulah yang empunya mereka." Kemudian, "Janganlah lalai mempersembahkan hasil gandummu dan hasil anggurmu. Yang sulung dari anak-anakmu lelaki haruslah kaupersembahkan kepada-Ku." (Keluaran 22:29)
Lebih lanjut, apa yang akan dipersembahkan kepada Tuhan ternyata adalah yang pertama. Selalu pertama, dan bukan kedua.
"maka haruslah kaupersembahkan bagi TUHAN segala yang lahir terdahulu dari kandungan; juga setiap kali ada hewan yang kaupunyai beranak pertama kali, anak jantan yang sulung adalah bagi TUHAN." (Keluaran 13:12)
Dari ketiga ayat di atas, kita dapat ketahui bahwa, ternyata, yang biasa dijadikan sebagai kurban merupakan anak yang sulung. Selalu seperti itu. Lantas, manakah anak yang sulung? Silakan kembali ke Kejadian 16:16 dan Kejadian 21:5. Ternyata, yang sulung adalah Ismail dan bukan Ishak.
Kembali Pada Al-Haq
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman, “Kami turunkan Alquran kepadamu dengan membawa kebenaran, untuk membenarkan dan mengoreksi kitab yang sebelumnya. “ (QS Al-Ma'idah :48). Al-Quran merupakan kitab penyempurna dari segala kitab yang telah diturunkan sebelum kedatangan Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wasallam. Al-Quran merupakan pengoreksi dari kitab-kitab terdahulu yang telah dipelencengkan dan diubah sesuka hati.
Tokoh Kristen mengakui hal tersebut, dengan menyatakan, “Kita tidak usah malu-malu mengakui bahwa terdapat berbagai kekhilafan tentang angka-angka perhitungan, tahun dan fakta. Dan tak perlu kita pertanggungkan kekhilafan itu pada caranya.” (Dr GC van Niftrik dan DS BJ Boland dalam buku Dogmatika Masa Kini (1967).
Wallahu Walliy at-Taufiq
Manajemen Dakwah Irena Center
source : http://kajianirenahandono.blogspot.co.id/2015/09/penyembelihan-nabi-ismail-perspektif.html
0 comments:
Post a Comment