Pernah dengar orang bilang,"Orang baik itu adalah orang yang suka memberi" atau "Biasakan untuk selalu memberi kepada orang yang kurang mampu"...???
Di jaman materialisme ini, kalimat tersebut mengajak untuk memberi, tetapi yang diartikan sebagai pemberian dalam bentuk materi. Pola pikir ini akhirnya menyebabkan orang untuk berpikir, bahwa hanya orang mampu saja yang bisa memberi, karena dia punya kelebihan dalam bidang materi, dan yang baik hanyalah orang kaya.
Bagaimana dengan orang miskin? Dengan kekurangan materi, kemampuan untuk memberinya juga lebih sedikit. Kalaupun memberi, mungkin sebagian menilai itu kurang baik, karena yang bisa diberikan hanya sedikit. Berarti orang miskin itu bukan orang baik?
Dilihat dari segi keikhlasannya, orang kaya dengan kekayaan diatas Rp. 1 Milyar memberikan sumbangan sebesar Rp. 1 Juta. Perbandingannya adalah 1:1000. Sedangkan orang miskin, mungkin dia hanya punya uang Rp. 10 ribu, tetapi mau memberikan sumbangan Rp. 1000. Perbandingannya 1:10.
Mana yang lebih baik?
Rejeki yang diberikan orang lain itu tidak selalu hanya berupa materi. Memiliki teman yang selalu memperhatikan, memiliki tetangga yang suka membantu membersihkan bagian depan pagar rumah kita, bertemu orang yang memberikan senyum, mendapatkan ilmu dari berbincang dengan orang yang tidak kita kenal, mendapatkan kemudahan tempo pembayaran dari pedagang lain, diberikan tempat berteduh saat hujan, diberikan pemimpin yang meringankan beban perekonomian negara, dll.
Allah begitu banyak memberikan rejeki dan keberkahan kepada manusia, sedangkan manusia itu hanya menilai dari sisi2 tertentu saja yang dianggap menguntungkan, dan seandainya dihitung berapa banyak pemberian Allah yang bukan berupa materi, pasti tidak akan bisa ternilai dengan uang.
Mulai saat ini, belajarlah untuk tidak menilai segala sesuatu dari segi harganya atau dari sisi materi, dan ajarkanlah bahwa memberi atau diberi sesuatu itu sebagai berkah dan rejeki dari Allah SWT, karena anugerah Allah SWT itu maha luas.
0 comments:
Post a Comment